Jurnal Wibu : Mengenal Budaya Blind Date yang Populer di Korea

Siapa yang masih tabu mengenai fenomena ‘blind date’ ? Tentunya 2 kata tersebut tidak asing di telinga kita, bahkan seringkali menjadi konsumsi di masyarakat luas.

Pop culture yang satu ini bisa dibilang sangat istimewa, karena mempertemukan 2 orang atau lebih yang sebelumnya tidak terlalu mengenal satu sama lain atau bahkan mereka adalah orang asing yang benar-benar belum pernah bertemu dan saling menyapa.

Maka dari itu disini akan saya kupas lebih lanjut mengenai blind date. Istilah blind date atau kencan buta adalah hubungan antara 2 orang atau lebih yang melakukan interaksi sosial, biasanya hal ini diatur oleh orang terdekat.

Mungkin di Indonesia hal ini masih terbilang jarang terjadi dan tidak begitu populer, namun di Korea Selatan hal ini sangat populer dan sudah menjadi sebuah budaya turun-temurun.

Masyarakat Korea banyak yang beranggapan bahwa blind date tidak melulu mencari pasangan dan menjalin hubungan pernikahan, melainkan hal dapat meningkatkan skill interaksi maupun sosialisasi terhadap lingkungan baru juga menambah relasi, dsb.
Di Korea Selatan ini blind date memiliki 4 konsep unik, yaitu ;

  • Sogaeting

Single’s blind date atau bisa disebut dengan kencan buta tunggal adalah kencan buta yang mempertemukan 2 orang asing. Mereka dipertemukan oleh rekan nya di ruang publik, seperti coffree shop, dsb.

Rekan dari kedua belah pihak yang telah mengatur kencan buta ini biasanya mampir sebentar untuk mencairkan suasana, jika suasana sudah terlihat membaik maka rekannya ini akan meninggalkan mereka berdua agar mereka lebih dapat berbincang secara intim. Rekan nya hanya membantu sampai sini, dan kedepannya tergantung mereka berdua.

  • Meeting

Salah satu konsep blind date yang digemari anak remaja usia SMA atau bahkan orang dewasa adalah meeting. Hal ini bekerja sangat baik untuk seseorang yang memiliki kepribadian introvert atau yang canggung untuk memulai obrolan berdua.

Konsep meeting ini dilakukan secara berkelompok sehingga suasananya lumayan cepat mencair. Hal ini biasanya dimulai dari perkenalan diri satu persatu dan memulai obrolan ringan seperti kesukaan, kebiasaan, dsb hingga tiap pribadi di kelompok merasa cocok dengan kelompok lain dan mereka mengobrol lebih dalam.

  • Matsun

Dari kedua konsep kencan buta yang saya jelaskan di atas yang ink agak sedikit berbeda. Kenapa? Karena konsep blind date satu ini cukup serius yang artinya mungkin jika cocok dapat dilanjutkan ke jenjang berikutnya seperti pernikahan.

Pihak yang merencakan pertemuan ini biasanya adalah pihak yang lebih tua di keluarga, seperti ; bibi, paman, kakek, dsb. Hal ini mereka lakukan karena khawatir terhadap anak, cucu, atau keponakannya yang belum memiliki calon di usia nya yang telah matang. Tentunya konsep ini tidak asal-asalan karena pihak yang merencanakan pertemuan ini sangat teliti mengenai latar belakang keluarga, pendidikan, kepribadian dan hal-hal lain dari orang tersebut.

  • Bungaeting

Konsep terakhir blind date kali ini adalah bungaeting atau bisa di sebut dengan kencan online yang kemudian kedua belah pihak memutuskan untuk bertemu di dunia nyata.

Blind date ini berawal dari sebuah aplikasi dating, jika di Indonesia seperti tinder, date app, dsb. Cara kerjanya ini biasanya dalam data pribadi kita bisa mencantumkan apa yang kita suka, dari situlah kita dapat berbincang dengan orang yang se frekuensi dengan kita.

Blind date ini disisi lain menguntungkan karena dapat menanbah relasi, namun disisi lain banyak terjadi kasus penipuan online. Jadi kita harus selaku berhati-hati dan mawas diri.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *