Pernah ga sih kalian melakukan hal yang kalian sukai tapi lama-kelamaan merasa bosan dan malas melakukannya lagi? Atau kalian sering bekerja mengumpulkan banyak uang dan lama-kelamaan merasa malas seperti hidup ga punya makna? Atau mungkin kalian pernah bertanya pada diri sendiri “Sebetulnya gw hidup ngapain sih?” Mungkin kalian bisa mencoba Ikigai.
Ikigai sering diasosiasikan dengan diagram ven dengan 4 kualitas yang saling tumpang tindih yaitu, apa yang disukai, apa yang dikuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa dibayar dari diri kita. Apa yang kita sukai merujuk pada kegemaran kita yang apabila kita melakukannya kita merasa senang. Kemudian, apa yang kita kuasai merujuk pada profesi kita.
Apa yang dibutuhkan dunia merujuk pada misi kita dalam menjalani kehidupan, dan yang terakhir adalah apa yang bisa dibayar dari diri kita merujuk pada pekerjaan kita. Persilangan dari 4 kualitas tersebut adalah ikigai.
Namun, bagi orang Jepang sendiri, konsep dari ikigai sedikit berbeda. Ikigai satu orang dengan orang lainnya akan sangat berbeda, tergantung bagaimana pola pikir setiap orang. Ada orang yang memiliki ikigai yang tidak ada hubungannya dengan pendapatan. Nilai seseorang dalam hidup dapat berarti profesi atau pekerjaannya, namun bagi orang lain tidak hanya terbatas akan hal tersebut.
Orang-orang Jepang yang tinggal dipedesaan memiliki konsep ikigai yang didapatkan secara turun-temurun dalam keluarga. Berbeda seperti orang Barat yang mendorong orang untuk mengekspresikan keunikan mereka dan selalu bersaing dengan ambisi tinggi, orang Jepang bersedia berbagi kegagalan dan keberhasilan masing-masing.
Dalam ikigai terdapat 4 poin yang harus terpenuhi yaitu:
1. What you love?
2. What you are good at?
3. What the world need?
4. What you can be paid for?
Intinya, Ikigai adalah prinsip untuk menemukan makna hidup, sesuatu yang bisa membuat kita bangun di pagi hari dengan semangat menjalani hidup.
Diambil dari Ensiklopedia Bebas ID, Malang International School
Tinggalkan Balasan